"Kita jadi berangkat malam ini ya!"
"Apa.......!"
Begitulah kira-kira kagetnya saya ketika diharuskan berangkat malam itu juga untuk Kuliah Kerja Nyata selama 1 bulan. Saya mendadak panas dingin. Belum nyiapin apa-apa men. Stres deh rasanya. Coba bayangkan dulu waktu mau backpacker-an ke Semarang-Jogja aja saya packing bisa 2 jam. Lah ini buat K2N selama sebulan saya kudu bisa packing selama 15 menit. Kondisi badan saya juga kurang fit efek pembekalam di Tanjung Priok. Tapi mengingat sudah banyak hal yang saya korbankan untuk ikut ini maka saya dengan perasaan cemas memasukan apa saja ke dalam tas. Hebatnya lagi saya masih sempat ke Hypermart Detos tuk beli celana dalam disposable. Saya pastikan muatan saya hanya 10 kg. Supaya badan tetap fit saya makan ayam goreng di Mahali. Disitu ternyata ada si Fidinila rekan psikologi yang ikut K2N juga. Kita ketawa cemas aja pas ketemu.
Singkat kata jam 11 malam saya menembus Hutan UI sendirian demi ke rektorat. Eh sial banget ngeliat anak-anak K2N pada bawa barang banyak banget. Sontak saya tinggalkan tas dan kembali ke kost-an saya. Saya kesal dan mengambil tas lagi tuk diisi semua barang yang mungkin diperlukan mulai dari obat nyamuk sampai kerupuk udang.
Balik lagi ke rektorat bantu-bantu packing dan siaplah kita berangkat. Eh iya saya mau cerita jadi di kelompok saya terdiri dari saya sendiri Renaldi Wicaksono (F.Psikologi), Filipus Dasawala (F. Kedokteran), Eka Wahyu Irianti (F. Keperawatan), Eko Burhanudin (F.Mipa), Hilwa Salami (F.Mipa), Brigitta (Sastra Korea), Dea Adhicita (F.Psikologi), Firman Suryani (F.Isip Sosiologi), Susi Sakti (Komunikasi), Dewi Nurngaeni (Sastra Jerman) serta 2 orang pembimbing yaitu Adhi Rahman (F.Ekonomi), dan Mas Dewa Bintamur (Dosen F.Psikologi).
![]() |
Depok-Soetta Airport-Bali-Kupang |
Saya bersyukur salah satu dari rekan satu tim ini ada anak kedokteran. Apalagi kami di targetkan untuk ditempatkan di Pulau Liran, Wetar. Sebuah pulau yang cukup terisolasi dari pusat Indonesia. Informasi yang kami dapatkan di internet mencantumkan bahwa pulau ini merupakan daerah endemik malaria dan kusta. Kondisi demikian tentunya membuat kami sedikit was-was. Namun, dari awal memang kami sudah bertekad untuk siap ditempatkan dimana saja.
*Renaldi Wicaksono*
0 komentar:
Posting Komentar